Masa remaja yang merupakan masa peralihan dari anak-anak  menjadi dewasa merupakan masa yang sulit.  Sering disebut masa stress and strom karena pada masa ini remaja dihadapkan pada  perubahan-perubahan yang membuatnya bingung. Tidak hanya perubahan fisik  yang berkembang pesat, tetapi juga perubahan lingkungan yang memaksa  remaja untuk menjadi dewasa seperti yang diharapkan lingkungan padahal  remaja sendiri tidak tahu harus berbuat seperti apa. Lingkungan  mengharapkan remaja bisa bertanggung jawab seperti halnya orang dewasa.  Perubahan-perubahan ini membuat remaja yang tidak bisa menemukan  identitasnya mengalami kebingungan. Sehingga sebagian besar remaja  menghadapi masalah-masalah baik itu dengan orang tua, teman,pacar maupun  dengan kehidupan di sekolah.
-  Remaja dengan orang tua
 
Perubahan yang dialami remaja secara  fisik dan emosional membuat remaja menjadi pribadi yang sensitif. Remaja selalu merasa unik dan berbeda dengan orang lain.  Hal ini yang menyebabkan remaja merasa tidak ada seorang pun yang bisa  memahami dirinya termasuk orang tua. Ketidaktahuan orang tua akan  perubahan pada masa remaja sering menyebabkan konflik diantara remaja  dan orang tua. Konflik bisa terjadi karena :
-  
-  Orang tua kadang masih menganggap remaja sebagai anak kecil Sedangkan remaja merasa sudah dewasa dan menginginkan otonomi.
 -  Perubahan biologis pubertas, perubahan kognitif yang meliputi peningkatan idealisme dan penalaran logis, perubahan sosial yang berfokus pada kemandirian dan identitas yang dialami remaja itu sendiri.
 -  Orang tua yang cenderung berusaha mengendalikan dengan keras dan memberi lebih banyak tekanan kepada remaja agar menaati standar-standar orang tua.
 -  Remaja membandingkan orang tuanya dengan suatu standar ideal dan kemudian mengecam kekurangan-kekurangannya.
 -  Remaja suka memberontak, melawan, dan menentang orang tua karena menganggap orang tua kolot dan merasa sudah bisa mengambil keputusan sendiri.
 
 -  
 -  Remaja dengan teman sebaya
 
Pengaruh teman sebaya besar sekali  terhadap remaja. Remaja beranggapan hanya teman atau sahabatlah yang  paling mengerti dirinya. Remaja berusaha mengidentifikasikan dirinya  dengan kelompok agar bisa diterima dalam kelompok tersebut. Remaja  mengikuti aturan-aturan dalam kelompok. Konformitas dan tekanan  teman-teman sebaya pada masa remaja dapat bersifat positif dan negatif. Namun, umumnya remaja terlibat dalam semua bentuk  perilaku konformitas negatif, seperti menggunakan bahasa yang jorok,  mencuri, merusak dan mengolok-olok. Diantara teman pun bisa terjadi  konflik antara lain karena :-  Remaja yang tidak bisa mengikuti aturan kelompok membuatnya dijauhi.
 -  Terjadi perbedaan pendapat karena adanya keegoisan masing-masing individu.
 -  Pengaruh kelompok yang negatif seperti kelompok yang suka mabuk-mabukan atau membuat kekacauan.
 -  Penolakan dari kelompok dan kurangnya dukungan sosial.
 -  Remaja yang merasa tidak sama dengan kelompoknya akan menjadi pendiam dan menarik diri, merasa buruk dan tidak berharga.
 
Konflik-konflik dengan teman sebaya membuat  remaja menarik diri dari lingkungan dan merasa kalau dirinya tidak  berharga dan tidak diharapkan lingkungan sosialnya. Hal ini bisa  mengakibatkan remaja menjadi antisosial atau melarikan diri pada hal-hal  negatif seperti obat-obat terlarang maupun kenakalan remaja.
-  Remaja dengan pacar
 
Masa remaja merupakan masa  meningkatnya ketertarikan terhadap lawan jenis. Hal ini dipengaruhi oleh  meningkatnya hormon dalam diri remaja. Pada  masa ini remaja sudah mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis yang  sering disebut pacaran atau berkencan. Bagi sebagian remaja bisa  memiliki pacar merupakan prestasi tersendiri karena remaja merasa bisa  diterima dan disukai orang lain. Dengan demikian remaja mengembangkan body image yang positif  sehingga meningkaykan harga dirinya. Berbeda dengan remaja yang tidak  memiliki pacar, mereka merasa ditolak dan tidak diinginkan. Mereka  merasa buruk dan menurunkan body image-nya. Perasaan ditolak ini bisa membawa remaja lari ke  hal-hal negatif. Remaja yang sudah berpacaran juga mengalami  konflik-konflik antara lain :
-  Perbedaan pendapat diantara keduanya.
 -  Pacar yang selingkuh.
 -  Tidak percaya, curiga, cemburu.
 -  Pacar yang memiliki kebiasaan buruk bisa membawa pasangannya menjadi seperti dirinya.
 -  Pacaran yang tingkatnya sudah berlebihan dapat mengarah pada seks bebas dan kehamilan remaja karena pada masa remaja minat seks juga meningkat.
 -  Putus dengan pacar bisa menyebabkan sedih yang berkepanjangan, depresi bahkan bisa menyebabkan bunuh diri.
 -  Perasaan ditolak dan tidak diinginkan karena diputus pacar bisa membuat remaja menarik diri atau lari pada hal-hal negatif.
 
-  Remaja di sekolah
 
Tuntutan-tuntutan orang tua agar  anaknya bisa berprestasi di sekolah bisa menyebabkan remaja tertekan  apabila remaja yang bersangkutan tidak mampu memenuhi harapan-harapan  orang tua. Remaja yang prestasinya buruk  cenderung menarik diri atau melakukan tindakan yang mengacau. Prestasi  buruk membuat remaja merasa kecil dan tidak diterima di lingkungan  sekolah. Disamping bisa membuat prestasinya semakin hancur, remaja juga  bisa lari ke hal-hal negatif. Remaja yang bisa berprestasi akan merasa  dihargai dan memiliki self-concept yang baik. Merasa diterima karena mempunyai kemampuan dan  pasti akan banyak teman. Bisa diterima lingkungan sosialnya akan  membuat remaja menemukan identitasnya.-  kenakalan remaja, obat-obat terlarang, kehamilan pada remaja dan gangguan-gangguan makan
 
masa remaja yang merupakan masa  pencarian identitas memang masa yang sangat rawan. Perubahan fisik dan emosional membuat remaja sangat peka.  Dukungan dari orang tua dan teman-teman sebaya sangat penting bagi  remaja menemukan identitasnya. Dengan merasa diterima baik oleh keluarga  maupun lingkungan sosialnya membuat remaja mengembangkan self-concept  yang positif. Selanjutnya remaja akan berkembang menjadi remaja yang  baik dan bisa bertahan serta menyesuaikan diri dengan harapan-harapan  sosial.Remaja yang mengalami penolakan  keluarga dan lingkungan sosialnya akan mengalami kebingungan dalam  pencarian identitasnya. Remaja akan merasa sendirian menghadapi segala  perubahan dan tekanan-tekanan hidup yang bagi remaja sangat berat. Orang  tua yang tidak memahami keadaan remaja membuat remaja seolah tidak  dimengerti. Penolakan keluarga membuat remaja  merasa kecil dan takut menghadapi lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi  hubungan remaja dengan teman sebayanya. Ditolak oleh kelompok merupakan  pukulan yang sangat berat bagi remaja karena remaja merasa hanya  sahabatlah yang paling mengerti. Hubungan dengan lawan jenis yang tidak  baik atau diputus pacar dan prestasi sekolah yang buruk membuat remaja  merasa tidak berharga. Semua masalah di atas memang berkaitan satu sama  lain dan bisa membawa remaja yang putus asa lari ke obat-obat terlarang,  kenakalan remaja, dll.
-  Obat-obat terlarang
 
Remaja yang mengalami penolakan  sosial bisa lari pada obat-obat terlarang. Seperti alkohol dan kokain.  Alkohol adalah obat-obatan yang paling banyak digunakan oleh remaja di  masyarakat kita. Bagi mereka, alkohol memberi saat-saat yang nikmat,  juga saat-saat sedih. Selain itu ada kokain yang efeknya memberi  perasaan senang yang tinggi yang kemudian hilang, disusul dengan  perasaan-perasaan depresi, lesu, susah tidur dan cepat marah. Remaja  khususnya menggunakan obat-obatan sebagai suatu cara untuk mengatasi  stres. Orang tua, teman sebaya, dan dukungan sosial memainkan  perananpenting dalam mencegah penyalahgunaan obat-obatan di kalangan  remaja.
-  Kenakalan remaja
 
Kenakalan remaja mengacu kepada suatu  rentang perilaku yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat  diterima secara sosial (bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran  (melarikan diri dari rumah) hingga tindakan-tindakan kriminal. Beberapa  prediktor kenakalan meliputi identitas yang negatif, pengendalian diri  yang rendah, harapan-harapan pendidikan yang tidak sesuai dengan  kemampuan remaja, pengaruh teman sebaya, status sosio-ekonomi yang  rendah dan kurangnya dukungan orang tua.
-  Kehamilan pada remaja
 
Pacaran yang terlalu jauh bisa  berakibat kehamilan pada remaja yang sangat rentan. Angka kehamilan yang  tinggi juga dibarengi dengan angka aborsi yang tinggi juga. Kemungkinan  hubungan seks dilakukan suka sama suka atau takut diputus oleh pasangan  sehingga rela melakukan apa saja demi pasangan. Seperti telah  dijelaskan remaja takut ditolak oleh pasangan  karena merasa tidak berharga sehingga remaja rela melakukan semuanya  asalkan hubungannya tidak berakhir. 
-  Gangguan-gangguan makan
 
Penolakan dari lingkungan sosialnya  membuat remaja merasa buruk, harga diri rendah dan body image negatif  sehingga remaja berusaha dengan keras untuk menjadi seseorang yang  diinginkan yaitu berusaha menjadi seperti orang yang diidolakan atau icon. Remaja khususnya  perempuan berusaha menjadi kurus karena tubuh seperti itulah yang  dianggap sempurna sehingga mereka berlomba-lomba untuk menjadi kurus.  Hal ini menyebabkan terjadinya gangguan-gangguan makan seperti anoreksia  nervosa dan bulimia yang justru merusak tubuh dan yang paling fatal  bisa menyebabkan kematian.

